Rabu, 15 Mei 2013

Situs Megalith Gunung Padang (Part II)

Hai Sobat blogger... Masih ingat kah tentang perjalanan saya ke Situs Megalith Gunung Padang di Cianjur? ( http://ameningrum.blogspot.com/2013/03/situs-megalith-gunung-padang.html ), naaah belakangan ini telah ditemukan fakta tentang bangunan di bawah Gunung Padang.

Yux kita simak beritanya, sumber : http://politikindonesia.com/index.php?k=politisiana&i=44616-Bangunan-di-Bawah-Gunung-Padang-Telah-Terbukti#.UZNJBL4r5lg.facebook :

Bangunan di Bawah Gunung Padang Telah Terbukti


Politikindonesia - Hipotesa yang disampaikan Tim Terpadu Riset Mandiri tentang adanya bangunan di bawah situs megalitikum Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat, sudah berhasil dibuktikan secara scientific. Riset ini telah berhasil membuktikan bahwa Indonesia memiliki mahakarya peradaban yang usianya jauh lebih tua dari pengetahuan sejarah kita tentang Indonesia maupun dunia.

Demikian disampaikan oleh Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana Andi Arief, yang juga inisiator terbentuknya Tim Terpadu Riset Mandiri kepada politikindonesia.com, Rabu (15/05).

“Tim Terpadu Riset Mandiri menyatakan hipotesa adanya bangunan di bawah permukaan situs Gunung padang sudah berhasil dibuktikan secara scientific. Pembuktian itu melalui coring dan sejumlah eskavasi mengikuti hasil pemindaian tim dan sudah didapatkan hard fact arkeologisnya.”

Penelitian yang dilakukan Tim Terpadu Riset Mandiri telah berhasil menjawab hipotesa tentang apakah luasan situs yang terpendam itu berlipat dari Candi Borobudur. Juga hipotesa tentang ruangan, cawan raksasa serta anomali magnetik dan teknologi maju di beberapa zone teras juga.

Andi mengatakan, usia situs bawah permukaan berdasarkan uji carbon dating di BATAN (Badan Tenaga Atom Nasional) maupun Lab Beta Miami menunjukkan umur tua dari 600 SM, 9500 SM sampai minimal 25000 SM. Pertayaan selanjutnya di jaman peradaban manusia yang mana bangunan ini dibangun?

Andi mengatakan, Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud) Wiendu Nuryanti menyambut temuan Tim Terpadu ini dengan membentuk Tim Nasional Gunung Padang untuk melibatkan lebih luas lagi para ahli ilmu kebumian untuk bergabung.

Namun, karena Tim Nasional bekerja menunggu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2014, maka Wamendikbud atas nama negara mempersilahkan Tim terpadu meneruskan risetnya secara mandiri. Apa yang akan dilakukan Tim Terpadu selanjutnya?

Andi menjelaskan, berdasarkan UU yang ada serta putusan kesepakatan yang dipimpin Wamendikbud, maka ada 2 hal yang akan dilakukan Tim Terpadu.

Pertama, sambung Andi, Tim Terpadu akan meneruskan eskavasi lokal atau membersihkan bagian lereng timur Gunung Padang dari tanah dan semak belukar agar masyarakat bisa melihat sebagian bentuk bangunan itu. “Kita berharap eskavasi akan langsung dipimpin Wamendikbud dan Tim Arkeologi dari Tim Terpadu (mahasiswa UI), Balai Arkeologi Jawa barat, dan Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas),” ujar dia.

Andi menambahkan, karena bekerja bukan berbasis APBN, bantuan para ahli ini sifatnya sukarela. “Kami mengetuk hati peneliti arkeologi dari UI, Balar Jabar dan Puslit Arkenas untuk bergabung dalam kebersamaan kerja sukarela untuk kemuliaan merah putih,” ujar Andi.

Kedua, tambah Andi, hipotesa Tim Terpadu Riset Mandiri terkait ruangan, cawan raksasa dan anomali magnetik masih belum cukup untuk dinyatakan sudah terbukti, masih perlu driling di beberapa tempat. “Namun indikasi sangat kuat terutama ruangan (chamber) itu ada sedikit lagi, kami yakin bisa membuktikannya,” ujar mantan aktifis mahasiswa.

Andi menegaskan, secara umum Tim Terpadu Riset Mandiri menyatakan bahwa Indonesia Sudah Memiliki Mahakarya Peradaban yang usianya jauh lebih tua dari pengetahuan sejarah kita tentang Indonesia maupun dunia. “Mari semua unsur ahli duduk bersama, melarang riset sudah tidak mungkin membatalkan temuan spektakuler para ahli kita.”

Andi berharap kelanjutan dari riset Gunung Padang ini dapat berjalan dengan baik. Para juru pelihara situs diharapkan tetap bisa membantu Tim Terpadu Riset Mandiri melakukan penelitian sambil menunggu timnas berjalan.

Andi juga berharap ancaman pemberhentian para juru pelihara yang dilakukan BP3 Serang, Dirjen Kepurbakalaan dan Museum dan beberapa oknum lainnya dihentikan. “Satukan barisan, Lupakan perbedaan. Artefak yang menyatukan kita semua,” tandas Andi Arief.
(kap/rin/nis)

_________________________________________________________________

Naah semoga kelanjutan riset mengenai situs megalith ini dapat berjalan dengan lancar ya, sehingga dapat membuka sejarah dan menambah kekayaan budaya bangsa kita.

Semangat terus untuk seluruh tim yang terlibat :)

@amechime


Kamis, 09 Mei 2013

Curug Cibeureum

Curug Cibeureum
28 April 2013
Taman Nasional Gunung Gede Pangrango



"Curug is Waterfall ... and Love is You ... #eeeaaa"


Wisata curug nambah lagi nich di list perjalananku bersama teman-teman KPA Telapak dan Semut Hitam ... Kali ini perjalanan kami menuju Curug Cibeureum yang terletak di Cibodas, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Dimulai dari hari Sabtu, 27 April disaat keresahanku memuncak dikala aku tau orang yang aku sayangi ternyata dipermainkan oleh kekasihnya sendiri... artikanlah sendiri ya apa itu maksudnya... karena meskipun aku kini tidak memiliki ia, tapi aku selalu ingin ia dalam keadaan baik-baik saja tanpa tersakiti sedikitpun... Eeeehh jadi curhat ini teh, kumahaaaa?? ... @.@

Yaa itulaaah... karena keresahanku memuncak, maka kuputuskan untuk ngebut bareng Chessy lagi, namun saat itu entah kemana arah dan tujuannya... criiiing, muncullah ajakan dari mba Dewi untuk gabung main ke Curug Cibeureum... awalnya aku tolak, karena pakai angkutan umum, kan aku maunya kekebutan... menjelang sore akhirnya muncul sebuah keputusan bahwa "kesananya pakai motor"... langsung aku bilang : YES aku mau ikut! hahahaa #modusracing :D.

Yux, kita mulai perjalanannya, Sabtu, 27 April 2013...


Berkumpul di Halte Dukuh Zamrud yang katanya jam 7 malam, finally berkumpul jam setengah 9 malam, setelah pakai acara bannya Chessy bocor pula (#1) dan helm boncengers kejebur di got :D untungnya got nya ga kuleuheu, jadi masih aman untuk dipakai :) ...

Aku berkendara chessy dengan mba Dewi sebagai boncengers ku... Kami semua bernajak ke Cibodas melalui jalur Setu - Narogong menuju Bogor, melalui jalan yang entah berantah dech, ga pernah lewat jalur sini pakai motor sich :( ...
Butuh sekitar hampir 3 jam untuk tiba di depan Pusat Pendidikan Zeni Angkatan Darat Bogor, dan kami pun singgah di warung pecel lele untuk makan malam... Suasana dinginnya bikin lapar booo...




Tak terasa sudah melewati tengah malam, artinyaaaa sudah hari Minggu niiich... lanjut di 28 April 2013... :)

Okey, lanjutkan perjalanan di pukul 00.18 dini hari menuju Cibodas melalui jalur puncak paz, and d'you know what? Musibahhhh... Bannya chessy bocor lageeee (#2), mana pas nanjak pulaaaa :D. Kami (aku dan mba dewi), tertinggal rombongan aaarrrggghhhh... Dan akhirnya, kedua cewek tangguh ini dapat juga tempat tambal ban di sekitaran masjid at-taawun puncak jam 01.49 dini hari :D ... sambil nungguin chessy ganti ban dalam, aku pun merinding disco karena dingin banget ternyata disini, salah kostum nich, cuma pakai Tresspass suit non polar, wassalam :D ...


Alhamdulillah pada pukul 03.30 dini hari, tibalah aku dan mba dewi di basecamp Cibodas, langsung saja aku menempati kasur yang tersedia dan dahsyatnya aku terkena hypothermia karena sepanjang jalan harus menahan terpaan dinginnya angin Bogor.

Terkaget karena di pagi harinya aku terbangun dengan 3 jaket dan 2 lapis selimut, subhanallah parah bener yak? Hahaha :D ... makasi buat semua yg udah nyelimutin xixixixixi... Jam 8 pagi pun kami menyantap sarapan pagi :) alhamdulillaaaaah...



Dan setengah jam kemudian, kami pun beranjak menuju Curug Cibeureum... yiiihaaaa...

Naah, sekarang kita bahas mengenai wisata curug cibeureum ini ya...
Curug Cibereum terdiri dari air terjun utama, yaitu Curug Cibeureum, dan dua air terjun lain yang lebih kecil, yaitu Curug Cidendeng dan Curug Cikundul. Curug Cibeureum adalah air terjun terbesar dan paling pendek di kawasan ini.


Nama Cibeureum berasal dari bahasa sunda yang berarti sungai merah, nama ini diambil dari nuansa merah dinding tebing yang terbentuk dari lumut merah yang tumbuh secara endemik di sana.
Di sebelah kanan Curug Cibeureum adalah Curug Cidendeng, ukurannya lebih tinggi dan langsing. Airnya melintasi tebing batu-batu trap dan jatuh menimpa lereng tebing yang berlumut.


Sedangkan yang paling kanan adalah Curug Cikundul, letaknya yang sangat tinggi dan agak tersembunyi di ceruk dua tebing. Fotonya mana yaaa... fotonyaaaa ??? :'(

Ketiga curug ini (Curug Cibeureum, Curug Cidendeng dan Curug Cikundul) memiliki ketinggian antara 40-50 meter dan berada di ketinggian 1675 mdpl.

Pintu masuk menuju ke Curug Cibeureum terletak di sebelah utara sekitar 500 m dari pintu masuk utama Kebun Raya Cibodas. Pintu masuk ini juga merupakan jalan masuk menuju pendakian ke Gunung Gede-Pangrango.
 

Sepanjang perjalanan dari gerbang kebun raya Cibodas menuju curug ini akan ditemui beberapa tempat yang menarik, juga beberapa tempat peristirahatan (pos) yang sengaja dibangun oleh pengelola. Sekitar 30 menit berjalan dari pintu masuk ditemui pos pertama. Di pos pertama ini terdapat pusat informasi, tempat istirahat, dan toilet.
 

Selanjutnya perjalanan dilanjutkan ke pos kedua yang terletak di dekat Telaga Biru. Telaga (dengan luas sekitar 0,25 ha) ini mempunyai air yang berwarna biru kehijau-hijauan karena di dalam telaga ini terdapat ganggang hidup sehingga membuatnya berwarna biru. Sayangnya, saat kami melewatinya, warna birunya sudah agak memudar :(


Setelah berjalan sekitar 2 km, perjalanan akan melewati jembatan yang terbuat dari susunan potongan kayu yang rapi di atas Rawa Gayonggong. Gayonggong sendiri itu jenis rumput. Dahulu, track ini tidak serapih sekarang, butuh perjuangan besar untuk melalui rawa gayonggong ini, alhamdulillah sekarang mah sudah oke banget tracknya :) . Track jembatan kayu ini lumayan panjang untuk disebut sekadar jembatan, sampai sedikit berkelok-kelok juga. Di jembatan kayu ini ada tempat istirahat untuk sekadar melepas lelah atau mengabadikan pemandangan.



Jalur jembatan kayu kembali berganti dengan track bebatuan, dan tidak lama akan ditemui pos ketiga yang terletak di sebelah persimpangan (pertigaan) dan dinamakan Panyancangan Kuda. Ada plang penunjuk arah di sana, dengan arah ke kiri menuju lokasi air panas, Kandang Badak, dan Puncak Gede, sedangkan arah ke kanan ke curug Cibeureum dan puncak Pangrango.

Dari persimpangan tersebut ke arah kanan jalan agak menurun sedikit dan datar. Waktu tempuh menuju curug sekitar seperempat jam lagi dari persimpangan ini.

Biaya tiket masuk ke Curug Cibeureum ini adalah Rp3500 per orang. Biaya ini adalah untuk berkunjung ke Curug Cibeureum atau melakukan pendakian. Sebelumnya di pintu gerbang Kawasan Wisata Kebun Raya Cibodas membayar tiket masuk sebesar Rp2000 per orang dan Rp5000 untuk kendaraan roda empat.

Inilah beberapa foto-foto lainnya :D :

Di area pintu masuk jalur pendakian

Curug Cibeureum view

Curug Cidendeng background

Curug Cidendeng background

Saat rehat di sekitar Curug Cidendeng

Saat di Telaga Biru

Pintu masuk jalur pendakian Taman Nasional Gunung Gede Pangrango

It's time to go down, saat tiba di gerbang awal ga lupa beli cilok dulu hahaha :D ... Tak lupa juga beli cinderamata untuk ibu di nagrek dan alpukat biar aku cepet gemuk hahahaha :D... Pukul 4 sore, setelah tidur siang sejenak di basecamp, kami pun melanjutkan perjalanan untuk pulang kembali ke Bekasi. Ajib tak terduga, bannya Chessy bocor lageee (#3), masih di sekitaran Cibodas... Dan lanjut kembali melalui desa Sukajaya Cianjur coret, di tengah2 jalan bukit tak berpenghuni, hampir pukul 7 malam, lagi dan lagi bannya chessy bocor lagi (#4)... owemjiii... T.T... Pokoknya jalan pulang ini bener-bener bikin speechless... ngantuk, capek, kesel, tapi amazing, asoy dan unik :D

Tepat tengah malam kami pun tiba di Dukuh Zamrud ... alhamdulillah... 8 jam perjalanan pulang dan migrain pun kambuh, asyeeeemmm :D ... but it's okay, aman terkendali, sampai sempet beli beras, abon n telur dulu qo di minimarket deket rumah :D... dan keesokan harinya kami pun kembali menjalani rutinitas, coz tomorrow is Sunday :)

Oke dech sobat blogger, semoga informasi ini bermanfaat bagi para blogger semua yang sedang ingin berwisata ke curug. Terima kasih telah membaca blog ini, dan silahkan di share kepada sobat-sobat blogger lainnya yang sekiranya membutuhkan informasi mengenai Curug Cibeureum, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango :)

Many thank's to sobat petualang KPA Telapak dan Semut Hitam, Basecamp IAA, Wikipedia, dan semua tukang tambal ban... :)

@amechime