Selasa, 23 April 2013

Taman Nasional Gunung Gede Pangrango

Jambore Perempuan Petualang Indonesia
19-21 April 2013
Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
(2958 mdpl)


"Didedikasikan kepada seluruh Kartini Indonesia, tetaplah bermanfaat bagi bangsa, kuat dan tidak tertunduk meskipun beban berat di pundak kita dan terpaan angin menghambat langkah kita..."

"Terima kasihku kepada adikku, Mediani Desina Ayudi, untuk tetap membuatku tersenyum dan menyemangatiku, meskipun kelabu menghantuiku... Tetaplah jadi kebanggaanku..."

Dan akupun tak kuasa menahan rasa haru dan menangis saat tiba di puncaknya... Rasa syukur dapat melihat kemegahan Sang Maha Kuasa, dan keindahan sebuah dedikasi pendakian untuknya yang selalu kucinta...



Jum'at, 19 April 2013 ... Let's start the journey ...
Sore hari aku berdiri di depan pintu tol Bekasi Timur menanti kedatangan adikku, Mediani, dari Bandung. Saat itu cuaca sungguh cerah, secerah hatiku yang mengantarkan langkahku untuk melakukan pendakian bersama Srikandi Nusantara di Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango. Setibanya de Dian di Bekasi, kami langsung bergerak menuju Terminal Kampung Rambutan yang menjadi meeting point kami.

Kami tiba di Terminal Kampung Rambutan tepat setelah berkumandangnya adzan maghrib, kami pun menuju masjid yang terletak di Korem, tepat di depan Terminal Kampung Rambutan, untuk melaksanakan shalat maghrib dan isya, sambil menunggu teman-teman yang lainnya.

Sambil menikmati bekal makanan kesukaanku yang telah disiapkan oleh ayah dan ibu, lele goreng dan kikil, ditemani suasana malam di Kampung Rambutan bersama de Dian...

Pukul 20.30, datanglah teman pendaki kami yang berasal dari Palembang, setelah itu satu per satu pun tiba, hingga berjumlah 17 orang perempuan pendaki yang berasal dari daerah yang berbeda-beda pula, berkumpul jadi satu, dan kami pun berangkat menuju Cipanas pada pukul 22.30 dengan menggunakan bis.


Perjalanan selama kurang lebih 3 jam menuju Cipanas dan kami pun menyewa angkot untuk membawa kami hingga ke gerbang pendakian, melalui jalanan yang menanjak, berbatu dan berkelok-kelok, setelah itu kami harus berjalan kaki menuju basecamp. Ditemani bintang-bintang, kami pun berjalan menyusuri gelap dan dinginnya malam di Cipanas. Butuh sekitar 10 menit perjalanan untuk menuju basecamp, dan kami pun langsung beristirahat untuk menyiapkan fisik kami untuk pendakian yang sesungguhnya esok pagi.

Sabtu, 20 April 2013 ... And the journey begin ...
Pagi yang indah di kaki gunung Gede, pemandangan yang memanja mata, mengantarkan langkah kaki kami, para Srikandi, menuju Surya Kencana via jalur Putri. Ketangguhan dan keteguhan langkah kaki kami teruji disini. Aku termasuk dalam tim keong, alias slowly but sure :) , berbeda sekali dengan de Dian yang keren abis, kayaknya ga ada capeknya nich adikku yang satu ini, melesat jauh de Dian didepanku, mungkin bisa mencapai 1 jam jarak pendakianku dengan de Dian. Pertemuanku di jalur dengan de Dian adalah saat kami hampir tiba di Simpang Maleber (2600 mdpl), namun tak lama de Dian pun melanjutkan perjalanan dan aku masih tertahan karena masih ingin berisitirahat sejenak.



Aku berjalan hingga delapan jam untuk mencapai Surya Kencana... waaah, sejauh mata memandang yang ada adalah rerumputan yang asri menghias pepohonan edelweis yang siap untuk berkembang dan ditemani gagahnya Puncak Gede. Ingin segera menghampiri adikku di depan, akupun berlari, sampai lupa dengan beban carier di pundak ga kerasa :D ... dan kami pun bernarsis ria bersama dengan berlatarkan Gunung Gede ...

Langkah kaki pun kami lanjutkan kembali di area dekat dengan sumber air. Langsung saja kami mendirikan tenda karena sudah tidak sabar ingin segera masak, makan dan beristirahat.

Tak banyak yang kami lakukan di malam pertama kami di Surya Kencana, karena rasa lelah dan mengantuk tentunya. Setelah menyantap makan malam, kami pun segera tidur pada pukul 21.00, tirai tenda pun tetap kami biarkan terbuka untuk menikmati indahnya bintang malam di langit Surya Kencana hingga kami tertidur...

Minggu, 21 April 2013 ... Summit day ...
Pukul 03.30 aku pun terbangun untuk bersiap summit pada pukul 04.00, tapi tenda yang lainnya belum ada tanda-tanda yang bersiap-siap, maka aku pun membangunkan yang lainnya. Kami pun summit ke Puncak Gede pukul 05.30 dan tiba di Puncak Gede pukul 06.00. Sunrise pun terlihat sudah mulai menghilang, namun keindahannya tak terlupakan. Kupeluk de Dian begitu aku meletakkan pijakan kakiku di Puncak Gede, tak pernah terbayangkan, seperti mimpi rasanya aku berdiri di puncak ini bersamanya dan akupun tak kuasa menahan rasa haru dan menangis saat tiba di puncaknya... Rasa syukur dapat melihat kemegahan Sang Maha Kuasa, dan keindahan sebuah dedikasi pendakian untuknya yang selalu kucinta...




Ini adalah puncak tertinggi pertama bagi de Dian, banyak hal yang kami lakukan disini untuk menikmati indahnya Gunung Pangrango, Kawah Wadon, Puncak Sela dan hamparan awan yang bersih... "Terlalu manis, untuk dilupakan, kenangan yang indah bersamamu di dalam mimpi..." Lagu yang aku dan de Dian nyanyikan bersama saat kami memandangi Surya Kencana dari puncak Gede... Tak lupa kami langsung mengabari ayah dan ibu di rumah, bahwa kami telah mencapai puncaknya :)

Tiba bagi kami untuk bersiap turun kembali menuju alun-alun Surya Kencana untuk bersiap melakukan Kartini foto session dengan mengenakan kebaya. Inilah kami, dedikasi bagi seluruh Kartini Indonesia.


Tepat pukul 12.00 kami pun turun dari Surya Kencana menuju basecamp. Tidak banyak yang bisa kami abadikan selama perjalanan turun karena kami diguyur hujan. Butuh waktu hampir 5 jam untukku melaluinya, tapi hanya 3 jam saja bagi de Dian dan kawan-kawan lain yang berada di depan. Jalur yang licin, berlumpur, bahkan ada titik yang longsor pun menjadi kendala bagi kami, aku pun sempat beberapa kali terjatuh dan carier pun tersangkut diantara ranting dan akar pohon. Namun tak menyurutkan langkahku untuk terus maju. Ga enak juga sama yg udah nyampe di basecamp kalau terlalu keong-keong amat mah :)... Smangattt...

Tiba di basecamp pukul 16.30 langsung bersiap shalat dan membersihkan diri setelah bermandikan hujan dan bobolokotan lumpur :D... selepas shalat isya pun, kami para Srikandi pun mengadakan acara sharing dan doorprize... Usainya, pukul 20.30, kami pun beranjak meninggalkan basecamp untuk kembali pulang ke Jakarta. Menikmati semangkok bakso pun terlaksana sudah saat kami tiba di check point :) ...

Tibalah bagi kami meninggalkan Cipanas dan tiba di Jakarta pukul 00.30. Telah memasuki hari Senin di 01.30 pagi, aku dan de Dian pun tiba di rumah dan kami pun langsung membongkar isi carier kami karena kondisi basah, untuk menghindari kerusakan barang-barang di dalamnya.

Terima kasih kepada seluruh teman-teman Srikandi Nusantara yang telah membawa kami menjelajah alam Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Pengalaman yang berharga dan tak terlupakan karena telah mengajak kami dalam komunitas Perempuan Petualang Indonesia.

Ohya, Srikandi Nusantara tidak hanya mengajak kami sebagai petualang saja lho, melainkan sebagai duta konservasi lingkungan dan bakti sosial. Di titik awal ini, kami diajak untuk menjadi perempuan yang tangguh yang akan meneruskan cita-cita Srikandi Nusantara menghijaukan alam Indonesia. Di hari ini juga, tepatnya 21 April, kami merayakan 1 tahun usia Srikandi Nusantara, dan event selanjutnya adalah penanaman pohon di Gunung Papandayan. Tak hanya berpartisipasi dalam hal penanaman pohonnya saja, tetapi para Srkandi nantinya akan bertugas sebagai pemantau perkembangan pohon-pohon yang telah ditanam sebelumnya.

Terima kasih kepada teman-teman blogger yang sudah membaca artikel ini. Artikel ini adalah bentuk sharing pengalaman pendakian kami di TNGGP ini, semoga bermanfaat bagi teman-teman blogger semua.

Sampai jumpa di event adventure kami selanjutnya :)

Many thank's to : De Dian, Ayah dan Ibu, Kakak-kakak Srikandi Nusantara dan semua peserta Jambore Perempuan Petualang Indonesia.


@amechime




Selasa, 02 April 2013

Taman Nasional Gunung Halimun Salak - Cidahu

Pendakian Massal, Semut Hitam Community, 29-31 Maret 2013
Still step forward until dead blue sky

"Terima kasih kepada Semut Hitam Community, karena telah membawa jiwa bertemu dengan alam... "

"Perempuan... hadir untuk selalu memupuk keberanian, memiliki kelembutan dibalik ketegasan, menatap kedepan dan jangan tertunduk, tetap kuat dan terus melangkah maju tanpa harus takut terjatuh meskipun tanpa berpegang tangan..."


Perjalanan dimulai di pagi yang sejuk di kawasan cluster Permata Legenda 2 pada 29 Maret 2013 pukul 05.15 pagi, memantapkan hati dan langkah menuju Taman Nasional Gunung Halimun Salak.


Berjalan hingga gerbang Dukuh Zamrud sambil menikmati udara pagi yang tenang, saya pun melanjutkan dengan naik angkot K-23 menuju Tambun. Selama kurang lebih 20 menit tiba di Tambun, saya melanjutkan dengan naik Elf menuju Irigasi, karena akan berangkat ke meeting point bersama dengan mba Dewi dan kang Hadi. Pukul 7 pagi pun saya sudah tiba di kosan mba Dewi dan kang Hadi pun tiba. Sedikit membantu persiapan logistik, kemudian kami pun berangkat ke meeting point di Plaza Metropolitan Metland Tambun dengan menaiki Elf pada pukul 7.30 pagi.

Suasana di Meeting Point sebelum keberangkatan

Usai berkumpul untuk briefing dan berdoa bersama, kami, Semut Hitam Community, bergerak menuju Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) pada pukul 8.30 pagi. Inilah suasana selama di perjalanan didalam armada kami...


Karena kami berangkat tepat pada hari Jum'at, maka jelang shalat Jum'at pun kami rehat sebentar di Masjid Al-Mukhlisin Bogor, sambil menikmati jajanan pinggir jalan...


Melanjutkan perjalanan kembali pada pukul 01.30 siang dan tiba di basecamp TNGHS pada pukul 02.30 siang. Cuaca yang sejuk di kawasan TNGHS karena usai diguyur hujan pun menemani kami untuk bersiap melangkah dengan kaki kami menuju perkemahan kami yang terletak di 1322 mdpl.
Bismillahirrahmannirrahiim ...

 

Perjalanan yang cukup panjang dan melelahkan, tak terbayangkan hingga kondisi badan saya pun drop beberapa ratus meter lagi menuju tempat camp, hingga bertukar day pack dengan kang Ray dan menghabiskan persediaan air minumnya Nathan... but I was so amazing, mampu mendaki sejauh ini dengan beban yang tak biasa, karena dalam tas carrier saya selain ada sleeping bag, matras, baju ganti, perlengkapan pribadi, juga ada tenda kapasitas 5 orang, hahahaahaaa :D... maaf yaa ladies, tukang tendanya telat nii nyampe camp :'D

Jalur pendakian dimulai pada 04.45 sore hari dan tiba di camp bervariasi, tergantung dari start dan kondisi fisik masing-masing peserta, ada yang lebih dulu sampai, saya termasuk yang terakhir tiba, yaitu pukul 07.30 malam. Sesampainya di camp, kami langsung menyiapkan tenda, dibantu oleh kang Ray dan abang Poltak, tenda pun berdiri kurang dari 10 menit, langsung membereskan segala perlengkapan dan bersiap untuk makan malam.

Inilah suasana akrab selama makan malam di camp pada malam ke-1 di ketinggian 1322 mdpl TNGHS ...


Kami pun beristirahat setelah makan malam untuk menyiapkan tenaga pendakian yang sesungguhnya esok pagi menuju Puncak Salak 1...

Hari ke-2 di TNGHS ... pagi yang memanja, sejuk dan menyenangkan hati... Sabtu pagi di ketinggian 1322 mdpl TNGHS dan sudah merapatkan barisan untuk sarapan hahahaha :D...
Yupz, kami bersiap untuk melanjutkan pendakian ke Puncak Salak 1, namun ada sebagian kawan kami yang memilih untuk tetap tinggal di camp...
"Lumpur, lintah, tebing, hujan, jurang, kabut dan lelah terbayarkan sudah saat kita tiba di puncaknya..." . 

Ada 5 point yang memaksa kita untuk webbing demi mencapai rute selanjutnya (mengingatkan kembali masa lalu sebagai climbers), kali ini hanya bergantung pada tali saja, tanpa carabiner dan pelindung lainnya, tebingnya pun bervariasi, mulai dari bebatuan yang licin, tanah merah yang licin, dengan kemiringan hampir 90 derajat. 
Melalui jalan setapak dengan tantangan jurang di tepi kanan dan kiri, yang terlihat hanya awan dan kabut tebal, inilah yang sangat memicu adrenalin (bagi saya), karena salah sedikit saja kita melangkah maka... (bisa diisi sendiri :D). 
Banyak lagi tantangan lainnya yang bisa dibilang "wow". Bahkan guide kami, abang Poltak, pun sampai terguling saat turun gunung karena tekstur tanah yang berubah setelah diguyur hujan lebat. Kawan kami, Sugeng, masuk kedalam lumpur dengan ketinggian selutut orang dewasa. Lalu ada Felly dan kang Dudih yang terpaksa "nyeker", dan saya pun mengalami benturan di kepala dengan batang pohon yang melintang. Ada juga Bayu yang "speechless" dan kang Ocho yang selalu bilang "kalau ga dipaksa Dewi, ga akan naik dech gue..." . Ditambah lagi dengan rasa lapar dan haus selama perjalanan. Untungnya ada kang Hadi yang sedia camilan di dalam day pack nya. Saat beristirahat di tengah pendakian pun kami memakan apel dan cokelat alakadarnya yang bercampur tanah karena tangan kami yang kotor akibat sering terperosok dalam lumpur.

Pendakian dimulai dari 1322 mdpl TNGHS pada 06.30 pagi dan tiba di Puncak Salak 1 2210 mdpl TNGHS tepat pada pukul 12.00 siang, dengan diselimuti kabut tebal... Suka cita, haru, terpesona, semua rasa campur jadi satu saat itu... Sayangnya, beberapa kawan kami masih tertahan di bawah... 

Selama perjalanan mendaki, kami menemukan "Kantung Semar", pohon unik yang katupnya akan menutup bila ia berhasil menangkap seranggga sebagai makanannya... cekidot :

Kantung Semar


Pukul 12.45 kami pun melanjutkan untuk turun gunung. Setengah jam kemudian, kami bertemu dengan kawan kami yang lainnya, ternyata mereka meneruskan pendakian, mereka mengalahkan rasa lelahnya dengan semangat pendakian yang tinggi. Salut untuk kalian semua... kang Hadi pun kembali melakukan pendakian, mendampingi kang Tyson dkk, mengingat banyak sekali pemula yang ada di kloter kedua ini...

Pukul 17.30 kami pun tiba di camp, disambut hangat oleh kawan-kawan yang stay di camp. Ingin menangis haru rasanya karena inilah puncak gunung yang pertama yang berhasil saya lalui dengan segala rintangannya. Benar-benar memaksa kita untuk menjaga kodisi fisik kita dan melatihnya sebelum melakukan pendakian. Hal ini diperlukan untuk menghindari kejutan pada otot dan syaraf kita saat pendakian.

Terima kasih kepada chef Bhagol dan chef Yuni yang sudah menyiapkan makanan setibanya kami di camp dan kang Acul yang nge-shoot ketibaan kami... yeeee akhirnya masuk tipiiii... dan kami pun makan bersama di atas daun pisang yang sama...

Detik demi detik, menit demi menit dan jam demi jam, kawan kami yang berada di kloter kedua belum juga datang... Selepas maghrib pun, kang Bastian menyusul pendakian, menjemput kawan kami yang masih diatas... Akhirnya pada pukul 9 malam, 4 pendaki telah tiba, rasa senang dan haru melihat mereka tiba di camp dengan selamat. Namun ada berita yang membuat galau kami semua yaitu pendaki lainnya masih tertahan diatas karena ada beberapa kawan yang kondisi fisiknya drop dan diprediksikan mereka akan tiba di camp lewat tengah malam, karena mereka tertinggal jauh sekali... Mendengar berita itu akhirnya kang Ocho dan kang Ray pun menyusul penjemputan pada pukul 12 malam...
Dan tadaaaaa... pukul 01.30 dini hari kawan-kawan pendaki lainnya pun tiba di camp tanpa ada yang kurang satu pun... Melihat Sammy di kegelapan, saya pun langsung memeluknya, menangis dan meminta maaf karena tidak bersamanya selama pendakian, karena saya tau ia masih pemula...
Semua menyambut gembira karena kami semua tetap bisa bersama... Makan dan langsung saja semuanya beristirahat karena pendakian yang panjang, hampir seharian mereka ada di jalur pendakian... Ada satu hal yang membuat saya iri kepada mereka, yaitu meskipun mereka pemula, tetapi mereka sudah merasakan track pendakian puncak Salak 1 di malam hari... Salute untuk kalian...

Hari ke-3 di 1322 mdpl TNGHS... adalah hari terakhir kami berada di TNGHS. Pagi-pagi sekali kami sudah mulai berkemas, kecuali tenda, karena kami masih membutuhkannya... Ada yang menyiapkan sarapan, mengambil air di sungai atau sekedar bebersih... Usai bebersih bangun pagi, saya pun menyempatkan bermain ke Kawah Ratu bersama dengan Felly, kang Ray dan abang Poltak, yang letaknya kurang lebih 500 m dari camp...

Kawah Ratu

Kami hanya sebentar saja di Kawah Ratu, mengingat jam 1 siang kami sudah harus sampai di basecamp... Kembali lagi ke area camp, tenda pun sudah dirapihkan dan kami pun bersiap untuk turun gunung. Kegiatan turun gunung dimulai dari jam 10.30 pagi dan tiba di basecamp pada pukul 1.15 siang...


Ada kepuasan tersendiri mengingat 3 hari 2 malam di TNGHS, unforgetable moment, precious life ... dan pada pukul 2.30 siang kami pun bergerak meninggalkan TNGHS menuju Bekasi... 


Perjalanan kami pun berakhir saat tiba di Meeting Point pukul 7 malam... langsung saja kami menyerbu rumah makan padang terdekat untuk melampiaskan rasa lapar kami hahahaha :D dan kembali bubar jalan ke rumah masing-masing...

Terima kasih atas pendakian yang menakjubkan bersama tim Semut Hitam Community, kalian LUAR BIASA... "Kita tidak akan pernah bisa menaklukkan alam, yang ada hanyalah persahabatan..."

Nah, para sobat blogger, terima kasih telah membaca kisah kami selama di TNGHS, semoga informasi ini bermanfaat bagi sobat blogger semua. Yang musti diingat saat ke jalur pendakian TNGHS adalah jangan biarkan celah, karena dimana-mana bakalan ketemu sama lintah atau pacet hehehe... bekal cairan tembakau ya untuk sobat blogger oleskan di sekitaran kaki sobat blogger semua, hal ini dapat mencegah lintah atau pacet menempel lhoo...

Sampai bertemu kembali di event adventure kami selanjutnya...

Thanx to Semut Hitam Community